Aku langsung menyambar helm dan memakainya. Dengan tidak sabar, aku memacu shogy ke luar komplek perumahan. Begitu sampai di jalan aspal, aku memaksa shogy berlari sekencang mungkin.
Jalanan yang masih sepi, membantuku menunggangi motor dengan kecepatan tidak seperti biasa. Bahkan ketika di perempatan pemda Cibinong ke arah stasiun, aku sempat menggeber tungganganku sampai 80 km/jam.
Aku kesetanan. Targetnya … aku tidak boleh mengacaukan kencan perselingkuhanku yang pertama ini.
Tidak sampai 20 menit, aku sudah mencapai daerah di sekitar stasiun Bojong Gede yang memang aku sudah survey sehari sebelumnya. Aku langsung menuju ke salah rumah penitipan motor yang memang banyak terdapat di situ.
Ketika motor sudah aku parkir, aku diam menunggu karcis atau tiket penitipan motor. Tapi penjaganya malah ke bagian lain dari ruangan penitipan motor dan membantu orang yang baru saja masuk. Kulihat orang tadi langsung meninggalkan motornya dan langsung ke luar lagi?
Aku masih bingung. Apakah memang nitip motor di sini tidak diberikan lembar bukti penitipan? Terus, bagaimana nanti pengambilannya? Ah. … aku kan bawa STNK. Jadi kalau memang dia lupa sama aku, aku pasti bisa mengambil motor dengan menunjukkan STNK motor.
Berpikiran demikian, aku langsung menuju ke luar tempat penitipan untuk menuju stasiun, ketika tiba-tiba aku mendengar penjaga penitipan berteriak memanggilku.
“Pak! Helmya gak ditinggal?”
Hah? Saking bingungnya, aku lupa melepas helmku ketika ke luar.
Duuuuh …Setelah menyerahkan helmku kepada penjaga yang senyam – senyum gak jelas gitu, aku segera melesat ke arah stasiun. Semoga saja tetanggaku dan anaknya yang memang udah janjian mengajari aku dalam perselingkuhan pertama ini belum berangkat. Bisa celaka aku kalau mereka berangkat duluan. Karena ini adalah perselingkuhan pertamaku menggunakan kereta api setelah dari awal pindah ke Cibinong sekitar 11 tahun lalu selalu menggunakan bis pulang dan pergi kerja.
Karena bis AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) dilarang ke luar UKI dan membuat aku tambah lama di jalanan kalau harus naik bis yang dari Senin seperti pernah aku ceritakan di sini, maka aku memutuskan untuk mencoba naik KRL.
Begitu tiba di loket, aku menyodorkan uang 10 ribu (aku sudah tanya-tanya dan diberitahu harga tiket ke Jakarta Rp 2.000,-). Petugas di dalamnya melihatku. Eh .. dia bukan hanya melihat, tetapi memperhatikanku. Apakah aku kelihatan banget seperti orang baru ya? Hihihi …
Oh .. iya. Aku teringat. Aku belum bilang mau beli berapa karcis. Cepat-cepat aku menunjuk dengan satu jari untuk memberitahu bapak penjaga tiket itu bahwa aku hanya perlu beli 1 tiket saja. Itu yang biasanya aku lakukan kalau naik bis, ketika kondektur menarik ongkos. Satu orang.
Sekilas aku melirik di belakangku. Mungkin karena banyak orang yang sedang antri di belakangku itu dikira rombonganku apa ya? Huh. Kenal juga enggak pak?
“Mau ke mana?” Bapak itu bertanya dengan nada yang agak keras. Lhaaa. Mau tanya ke mana aja kok galak sih pak? Sabar pak … Hehehe.
“Mau kerja pak.” Aku menjawab sambil tersenyum semanis mungkin. Siapa tahu dapet diskon. Hehehe …
“Mo ke Bogor atau Jakarta?” Kali ini dia bertanya dengan setengah berteriak.
Ya ampun! Aku lupa memberitahu tujuanku rupanya. Jakarta. Aku menjawab lirih. Tiket dan uang kembalian disodorkan ke arahku dengan sedikit kasar. Duuuh maaf pak. Kirain orang itu beramah-ramah dulu dengan orang baru seperti aku. Ternyata …
Aku langsung meninggalkan loket dan masuk melewati 2 penjaga di pintu masuk. Ketika sampai di dalam, aku baru ingat …
Rel keretanya ada 2. Dan aku lupa tanya, di mana aku harus berdiri menunggu kalau mau naik kereta ke arah Jakarta.
Ketika aku bermaksud mau bertanya pada petugas di situ, ada suara wanita yang memanggilku.
“Om Yuuuuussss ….. ”
Hah? Ada perempuan yang sudah kenal aku di sini?
judul dan gaya bahasanya aku suka nih… bebas dan berkarakter..
SukaSuka
Hahaha, penceritaannya bagus.. bisa menjaga suspense. 🙂
Salam revolusi romansa,
Lex dePraxis
Unlocked!
SukaSuka
Bisa celaka aku kalau mereka berangkat duluan. Karena ini adalah perselingkuhan pertamaku menggunakan kereta api setelah dari awal pindah ke Cibinong sekitar 11 tahun lalu selalu menggunakan bis pulang dan pergi kerja.
hehehe… itu clue pertama ya 😀
SukaSuka
tinggal di bojonggede ya?dimanya?ceritanya bagus….seru….lam kenal
SukaSuka
Kirain selingkuh dengan siapa ternyata selingku dgn kereta to….! 😀
SukaSuka
mantep bro 🙂
SukaSuka
penuturan ceritanya lugas. i like. salam kenal ya Pak :-)..
SukaSuka
Duh kirain selingkuh beneran .. haha.. tapi cukup membuat penasaran nih.. judul yg bagus
SukaSuka
wah . . . . . .
asik tu jd pgn coba aQ
SukaSuka
hehehe…..kirain beneran pak!
keren, mantap….banget ceritanya…Salam Kenal 🙂
SukaSuka
keong racun
SukaSuka
masuk di akal tapi gak nyambung di otakku…tapi ya sudahlah orang nyasar disebut selingkuhan lalu…..?
SukaSuka
Alur yang bagus
SukaSuka
dah gk diupdate ya om?
SukaSuka
marem mas
SukaSuka
Nice blog Pak, salam kenal ..jadi nostalgia nitipin motor di stasiun bojonggede.
SukaSuka
Salam kenal kembali Fitri. Sekarang sudah gak nitip motor lagi ya? Hehehehe ….
SukaSuka
Duh, tiwas deg-degan. Eh kok tidak berlanjut ceritanya?
SukaSuka
masih nyangkut di draft, mas Dewo. hehehe …
SukaSuka
I’m not that much of a online reader to be honest but your blogs really nice, keep
it up! I’ll go ahead and bookmark your site to come back later on. Cheers
SukaSuka
Thanks for your attention, I really appreciate it, I hope you enjoy it
SukaSuka
Ceritanya seru. Tadi dikirain selingkuh beneran, haha..
SukaSuka